우기
번번이 출구가 막힌다
푸른 하늘을 보여주다가도
게릴라처럼 폭우로 공격해오는 비
위에서 떨어지지만 그가 노리는 것은
머리가 아니다
내 발과 정강이다
아예 가두자는 것이다, 이 축축한 방에
온갖 미생물이 번식하기에
최적의 상태로 만들자는 것이다
적당히 습하고 적당히 따뜻해지면
그리고 적당한 무기력이 스며들면
대기에 떠다니던
굶주린 잡균들이 달라붙는다
내 몸 속에
교미를 하고 새끼를 낳고 싸움을 벌인다
그리하여
우기가 끝나면 사바나의 초원처럼
나는 사막이 되는 것이다
Musim Hujan
Jalan itu dapat tertutup kapanpun
mencoba memperlihatkan langit yang biru
namun hujan menderu bak gerilya
Jatuh di atas permukaan seperti mengincar sesuatu
bukan kepala
namun kaki dan tulang keringku
Berawal di sudut itu, di ruang lembab ini
setiap mikroorganisme membiak
menjadikan segalanya serasi
Walaupun lembab namun hangat
ketidakberdayaan menghujam
terombang-ambing dalam atmosfer
berbagai kuman yang lapar melekat
di dalam tubuhku
mereka bersetubuh, membiak, dan mulai menggerogotiku
Sehingga
jika musim hujan berakhir seperti padang rumput sabana
aku akan menjadi gurun pasir
Lapis Suara
· Bait pertama
Asonansi : ㅏ,ㅡ=>출구가 막힌다 (baris1), 푸른 하늘을보여주다가도(baris2)
Aliterasi : ㄹ => 푸른 하늘을 (baris2), 게릴라처럼 폭우로 (baris3)
· Bait kedua
Asonansi : ㅣ => 위에서 떨어지지만 그가 노리는 (baris1)
Aliterasi : ㄱ =>그가 노리는 것은(baris1)
· Bait ketiga
Asonansi : ㅣ,ㅏ=> 아예 가두자는 것이다, 이 축축한 방에 (baris1), 온갖 미생물이 번식하기에 (baris2)
Aliterasi : ㅅ => 온갖 미생물이 번식하기에 (baris2)
· Bait keempat
Asonansi : ㅓ,ㅣ,ㅏ => 적당히 습하고 적당히 따뜻해지면(baris1), 굶주린 잡균들이 달라붙는다 (baris4)
Aliterasi : ㄷ,ㅈ,ㄱ => 적당히 습하고 적당히 따뜻해지면(baris1), 교미를 하고 새끼를 낳고 싸움을 벌인다(baris6)
· Bait kelima
Asonansi : ㅏ => 우기가 끝나면 사바나의 (baris2), 나는 사막이 되는 것이다 (baris3)
Aliterasi : ㄱ => 우기가 끝나면(baris2)
Lapis Arti
Dalam bait pertama, si aku merasa terjebak dalam sebuah tempat yang jalan keluarnya entah ada dimana. Walaupun langit terlihat biru tapi hujan yang turun terlalu deras (lebat) sehingga diibaratkan seperti perang gerilya.
Bait kedua menunjukkan ada suatu hal yang jatuh, entah benda atau peristiwa, lalu menimpa aku di bagian kakinya.
Dalam bait ketiga, di ruangan itu, tempat dimana aku berada, banyak terdapat mikroorganisme yang berkembang biak. Serasi di dalam bait ketiga ini mengarah pada kehidupan mikroorganime yang berkembang biak dengan baik karena sesuai dengan ruangannya yang lembab.
Bait keempat menunjukkan walaupun ruangan itu lembab, tapi si aku merasa ada kehangatan didalamnya. Kemudian si aku yang merasa tidak bersemangat terbawa oleh suasana di dalam ruangan itu. Kuman-kuman yang menempel di tubuhnya membiak dan bertambah lalu satu persatu mereka mulai menggangu si aku.
Dalam bait kelima, bagi si aku, ketika musim hujan berakhir maka akan menjadi suatu padang rumput yang luas dan si aku berubah menjadi hampa (mati) seperti padang pasir.
Sesungguhnya puisi ini hanya sebuah kiasan. Makna sebenarnya puisi ini, si aku adalah orang yang sedang menderita sebuah penyakit. Musim hujan diibaratkan sebagai kehidupan si aku, ketika “musim hujan” berakhir dia akan berubah menjadi “padang pasir” atau meninggal. Penyakit ini menyerang kakinya sehingga dia menjadi lumpuh dan membuat kehidupan si aku yang tadinya baik-baik saja berubah menjadi sangat sulit.
Lapis Ketiga
Lapis ketiga berupa objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang. Objek-objek yang ditemukan antara lain: 출구 ‘jalan keluar’, 푸른 하늘 ‘langit biru’, 머리 ‘kepala’, 발 ‘kaki’, 정강이 ‘tulang kering’, 가두 ‘sudut’, 미생물 ‘mikroorganisme’, 잡균 ‘kuman’, 초원 ‘padang rumput’, 사막 ‘gurun pasir’. Pelaku atau tokoh : si aku. Latar waktu : ketika musim hujan.
Dunia pengarang : ketka pengarang menulis puisi ini mungkin dia adalah orang yang lumpuh. Awalnya kehidupan baik-baik saja, seperti langit biru, hingga pada ahirnya dia menderita sebuah penyakit yang membuatnya merasa putus asa, tidak memiliki jalan keluar, dari masalahya ini. Pada bait kedua diutarakan penyakitnya ini menyerang bagian kaki dan tulang keringnya, bukan kepala atau bagian tubuh lain. Dan pada bait ketiga dan keempat disebutkan penyakitnya semakin bertambah parah bagaikan mikroorganisme atau kuman yang berkembangbiak dan lama-lama menggerogoti tubuhnya. Lalu pada bait kelima, si aku akan meninggal ketika penyakitnya semakin parah.
Lapis Keempat
Dipandang dari sudut pandang tertentu, terlihat bahwa si aku ini sangat menderita bahkan putus asa karena penyakitnya, terlihat dari bait pertama si aku merasa sudah tidak ada jalan keluar agar dia sembuh dari penyakitnya ini. Pada bait kedua, menjelaskan bahwa penyakitnya menyerang bagian kaki. Sedangkan bait ketiga dan keempat menerangkan tentang pertumbuhan penyakitnya yang semakin lama semakin parah sehingga pada akhirnya dia akan meninggal ketika penyakitnya sudah menguasai tubuh dan kehidupannya, ini pada bait kelima.
Lapis Kelima
Puisi ini menunjukkan sebuah siklus kehidupan yang berputar. Ada kalanya manusia hidup diatas namun ada kalanya manusia hidup di bawah. Kadang senang lalu sedih, kadang miskin lalu kaya, kadang sehat lalu sakit, kadang menderita lalu bahagia, itulah roda kehidupan manusia yang berputar. Pada intinya, manusia haruslah tetap bersyukur,berusaha, berdoa dan berserah diri pada Tuhan.